Senin, 27 Mei 2013

Film Laura dan Marsha: Kisah Petualangan Dua Sahabat di Benua Eropa

Film Laura & Marsha (lokasi Eropa)

Setiap orang pasti mempunyai cita-cita dan keinginan yang harus terwujud semasa hidupnya. Berpetualang keliling Eropa bersama sahabat tentu sangat mengasyikkan, namun setiap perjalanan pasti tidak akan semulus yang kita bayangkan, pasti kita menemukan berbagai permasalahan kecil maupun besar atau perselisihan-perselisihan yang tidak sejalan dengan teman petualangan kita. Perbedaan pendapat pasti kerap kita temui, lalu apakah perjalanan kita akan terasa enjoy atau tidak? Semua tergantung sama diri kita bagaimana cara menyikapi permasalahan tersebut.

Melalui undangan vivalog, pada tanggal 25 Mei 2013 saya berkesempatan untuk nobar screening film Laura & Marsha bersama para blogger dan komunitas Film. Kisah yang mengangkat tema tentang petualangan dua sahabat Laura & Marsha yang di jalin sejak di bangku SMA hingga keduanya berkarir masih tetap awet meskipun karakter dari mereka yang sangat bertolak belakang.

Laura yang diperankan oleh Prisia Nasution mempunyai karakter yang  selalu berhati-hati dalam bertindak dan tidak mudah percaya begitu saja pada orang yang belum dia kenal baik serta selalu terencana dalam melakukan sesuatu, sedangkan Marsha yang diperankan oleh Adinia Wirasti mempunyai karakter yang ceria dan spontan serta mengganggap semua orang di dunia ini adalah baik dan selalu memberi keuntungan dan juga mempercayai mitos dan takhayul.


Sedikit Sinopsis Film Laura & Marsha:

Laura seorang single parent dengan satu putri bernama Luna yang bekerja di sebuah agen travel sedangkan Marsha seorang penulis buku travelling yang belum pernah ke Eropa hingga impiannya untuk berkeliling Eropa harus diwujudkannya sebelum ajal menjemput. Keduanya seolah seperti sisi mata uang yang tidak terpisahkan dimana satu sama lain saling berkaitan dengan karir mereka. Impian Marsha untuk berkeliling Eropa dengan mengajak sahabatnya Laura tidak mendapat respon dari Laura, tidak pernah terbesit sedikitpun di hati Laura untuk berkeliling Eropa.

Desakan Marsha yang pantang menyerah dan tidak bosan untuk meluluhkan hati Laura, hingga pada suatu waktu mereka mengalami kenyataan hidup yang pahit, Laura mengalami koma dan Marsha harus menjalani operasi pengangkatan rahim. Dua sahabat ini merasa tertekan, satu sama lain tidak mau kehilangan hingga akhirnya Marsha berkata "Hidup tuh singkat banget, Kematian bisa dateng kpan aja, dan gue gak mau mati sebelum ngewujudin impian gue" , Ungkapan inilah yang membuat Laura akhirnya luluh dan mau menerima ajakan Marsha berpetualang ke Eropa meskipun Laura.


Perselisihan-perselisihan kecil mulai terjadi dari mereka mulai merencanakan keliling Eropa dan ketika tiba di kota tujuan pertama yaitu Amsterdam. Berkeliling Eropa tentu tidak semudah ketika kita berpetualang di negeri sendiri, kehati-hatian Laura pada saat itu cukup beralasan namun tidak dengan Marsha, dia menganggap semua akan baik-baik saja dan terus positif thinking terhadap orang. Hingga pada suatu waktu dimana mereka tengah berbelanja di mini market, Marsha bertabrakan dengan pria asal Jerman bernama Finn, dari situlah Marsha dan Finn berkenalan hingga akhirnya Marsha mengajak Finn untuk bareng di mobil yang mereka sewa.


Dengan alasan sebagai penunjuk arah dan kebetulan Finn juga mempunyai arah yang sama. Begitu kaget dan tidak setujunya Laura ketika Marsha bersikap demikian hingga debat pun tidak terelakan dalam mobil itu. Hingga pada akhirnya Marsha tidak mempunyai pilihan lain dan Finn pun diturunkan di tengah jalan. Jangankan di negeri orang, di negeri sendiripun kita sering kali kebingungan menentukan arah meskipun ada peta tetap saja bertanya sama orang sering kita lakukan. Jadi sebaiknya jika ingin melakukan perjalan harus terencana dengan matang dan harus ada guide yang mendampingi kita yang akan meminimalisir sesuatu hal yang buruk menimpa kita seperti pada kisah ini tujuannya ingin menyesuaikan budget tetapi malah tersasar ke hutan dan di ganggu sama orang yang ingin berbuat jahat pada kita.

Perselisihan meruncing ketika Marsha mengetahui bahwa ada maksud dan tujuan Laura hingga mau di ajak keliling Eropa, ketika Marsha tidak sengaja menemukan postcard yang di kirim oleh mantan suaminya yang beralamatkan di Verona, sedangkan Marsha sudah dari awal maksud dan tujuannya ke Eropa di samping ingin mewujudkan cita-citanya tetapi juga untuk mengenang kepergian ibundanya beberapa tahun lalu.

Perdebatan yang hebat setelah mengalami perjalanan yang carut marut tidak sesuai dengan harapan namun di sinilah letak endingnya dari suatu perjalanan yang kita bisa ambil makna dan hikmahnya dari tayangan ini. Perbedaan dan perselisiahan bukan hal yang paling tabu dalam kehidupan kita, melalui proses inilah kita bisa memahami tentang arti persahabatan dan perjalanan yang tidak bisa kita lupakan sepanjang usia kita.
 

Perjalanan keliling Eropa mereka tidak sesuai dengan schedulle, dari sini saya semakin yakin bahwa kita hanya bisa berencana tetapi yang menentukan hanya yang di atas. Ada satu makna yang bisa saya petik dari kisah persahabata Laura dan Marsha, dimana kita punya hak dimana sahabat kita tidak perlu tahu seluruhnya dari kita. Dan sebagai sahabat yang baik kita tentunya harus menghargai semua itu. Langgenya suatu persahabatan pondasinya adalah saling menghargai satu sama lain dan tidak berburuk sangka ketika kita tidak atau baru mengetahui tentang hal yang kita tidak tahu.

Mungkin ada beberapa alasan atau selama masalah itu bisa kita selesaikan sendiri. Seperti prasangka Marsha terhadap mantan suami Laura yang pergi begitu saja tanpa alasan yang tepat namun kenyataannya tidak seperti yang Marsha pikirkan.
 

Sahabat adalah orang yang kita kenal dekat bahkan bisa dibilang orang yang pertama tahu di banding dengan keluarga, karena dengan keluarga mungkin terkadang risi atau kaku ketika kita mengungkapkan apa yang sedang kita rasakan, tetapi dengan sahabat kita bisa leluasa mengekspresikan diri. Perbedaan selalu ada namun jika kita saling memahami satu sama lain justru dengan perbedaan ini kita bisa memaknai hidup dalam persahabatan. Kisah dari Laura dan Marsha dengan dua cerita satu perjalanan ini bisa membuka jati diri mereka masing-masing ketika mereka jauh dari lingkungan, dan ketika mereka tidak mempunyai apa-apa.

 

Film Laura & Marsha yang diproduksi oleh Inno Maleo Films yang dipimpin oleh Leni Lolang merupakan film ke3-nya yang di produksi setelah  Jagad X-Code dan Ai Lap Yu Pul ini terbilang sukses. Dalam memproduksi film Laura & Marsha, Film ini menceritakan tentang petualangan dua cerita satu perjalan, Film garapan sutradara muda berbakat Dinna Jasanti seorang lulusan  dari University Of Technology, Sidney pada tahun 2005 dengan gelar Bachelor of Arts ( Media Arts & Production ) ini menjadikan tantangan tersendiri buat mereka untuk menjalin kerja sama yang baik..

Namun belum lengkap rasanya jika sebuah film tanpa soundtrack, soundtrack film Laura dan Marsha dengan judul Summertime dan Ey Kawan terlahir dari ciptaan Diar dengan nama lengkap Antonious Marshdiarto Wiryanto seorang pemuda yang hijrah untuk meneruskan pendidikannya di Jerman. Seorang penyuka segala jenis musik hingga akhirnya dipercaya untuk membuat soundtrack film Laura & Marsha.

Menurut saya film ini sangat bagus dan patut ditonton, film dengan cerita mengalir natural sehingga kita ikut hanyut seperti ada dalam cerita tersebut. Sebuah prestasi karya anak bangsa yang patut kita acungkan jempol. Dimana penggarapan film ini melalui proses yang tidak mudah serta melibatkan pemain asing yang pasti banyak menemukan kendala dengan bahasa serta cuaca yang ekstrim sehingga totalitas tubuh yang prima sangat penting ditambah dengan dukungan dua aktris sebagai pemeran utama yang sudah tidak diragunakan lagi aktingnya di jagad perfilman Indonesia. Judul di atas merupakan kutipan dari salah satu ungkapan Marsha yang ingin mewujudkan impiannya keliling Eropa. ***

Salam Persahabatan

1 komentar:

Terima Kasih Sudah Mampir di Blog Saya, Semoga Berkesan dan Bermanfaat , Jangan Lupa Untuk Beri Komentarnya