Museum Nasional |
Pertama kali dengar museum nasional yang ada dibenak saya dan warga Jakarta pasti menyebutnya museum gajah, penyebutan itu memang tidak salah sih menurut saya karena sudah menjadi iconnya museum nasional yang berada di Jalan Medan Merdeka Barat no 12, Jakarta Pusat dan kalau kita mengunjungi museum nasional tepat di halaman depan atau waktu masuk pintu gerbang akan terlihat sebuah patung gajah perunggu, yang menurut sejarah merupakan hadiah dari Raja Chulalongkorn (Rama V) dari Thailand yang pernah berkunjung ke museum nasional pada tahun 1871.
Bagi yang belum pernah berkunjung ke museum nasional saya sarankan jangan di hari senin karena museum tutup, lalu akses menuju kesana pun sangat mudah, bila menggunakan kendaraan umum bisa menggunakan Bus TransJakarta koridor I jurusan Blok M-Kota lalu berhenti tepat di depan Museum Nasional yaitu halte Monas (Monumen Nasional).
Berkunjung ke museum nasional yang memiliki luas tanah 26.500 M2 hingga saat ini menyimpan 141.000 benda-benda sejarah, dari mulai koleksi prasejarah, arkeologi, numismatic, heraldic dan keramik, etnografi, sejarah dan geografi. Namun saat ini museum Nasional memiliki dua gedung, gedung lama masih digunakan untuk memamerkan koleksi museum dan ruang penyimpanan koleksi sedangkan gedung baru yang diresmikan oleh Presiden RI, DR. Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 20 Juni 2007 digunakan untuk ruang pameran, kantor, ruang konferensi, laboratorium, perpustakaan dan lain-lain. Gedung yang dibuka untuk umum pada tahun 1868 pada masa pemerintahan Hindia –Belanda (disebut Koningsplein West), museum nasional pada tahun 1962 bernama museum pusat.
Tiket masuk museum nasional cukup murah menurut saya hanya dengan Rp.5.000,- untuk dewasa sedangkan Anak-anak Rp.2.000,- dan Pengunjung asing Rp.10.000,- sudah bisa megunjungi museum nasional sepuasnya, lalu apabila datang dengan rombongan min 20 orang lebih murah lagi hanya Rp.3.000,- untuk dewasa dan Rp.1.000,- untuk anak-anak (TK s.d SMA).
Ketika saya masuk museum nasional setelah membeli tiket di awali dengan melihat koleksi budaya yang penuh dengan mitos dari tiap daerah yang ada di Indonesia tentunya tertata rapi sebagian di dalam etalase, seperti Tongkat yang berasal dari suku batak Sumatra Utara yang bersifat magis yang bernama "Tunggal Panaluan Batak". Tongkat ini dipakai oleh para datu dalam upacara keagamaan, seperti mamele taon ( persembahan kepada Debata Mulajati Nabolon), parmanihon (meramal),mengadakan pagar sahuta (penangkalan).juga dipakai dalam tarian tortor yang diiringi gondang.
Lalau ada "Topeng" dari pelepah sagu yang berasal dari Papua, topeng tersebut menggambarkan roh nenek moyang yang digunakan untuk menari atau pertunjukan pantomime dalam upacara inisiasi, selain itu ada “Patung Tau-tau” yang merupakan representasi orang yang meninggal atau sebagai symbol kematian masyarakat toraja, patung yang digunakan dalam upacara Rambu Solo berfungsi sebagai media komunikasi bagi roh leluhur dengan orang yang ditinggalkan.
Patung Kuda Nogowarno |
selanjutnya "Patung Kuda Nogowarno", patung tersebut merupakan Nyai Roro Kidul yang sedang mengendarai kuda bersayap dari pantai selatan ke gunung merapi. Selain itu ada yang namanya "Pasren atau Petanen" yang artinya tempat Dewi Sri atau tempat hasil pertanian, tempat tersebut merupakan seperangkat tempat tidur dan alat persembahan untuk memuja Dewi Sri pada rumah tradisional jawa dahulu.Sebagian masyarakat jawa Dewi Sri dipercaya pemberi berkah kehidupan bagi masyarakat petani di jawa.Biasanya setiap habis panen, hasil panennya diinapkan semalamam di kamar tersebut, lalu keesokan harinya di bawa untuk upacara.
Setelah melihat koleksi budaya yang penuh dengan mitos dilanjutkan kebagian dalam atau bagian tengah gedung museum yang menjadi masterpiecenya museum nasional yaitu Arca menurut saya. Disana terlihat berjejer koleksi arca peninggalan sejarah pada masa lampau antara lain:
- Parwati, merupakan Arca yang diperkirakan perwujudan Tribhuwanottunggadewi Jayawisnuwardhani, ibunda dari Hayam Wuruk yang memerintah tahun 1328-1351 masehi. Arca tersebut berasal dari candi Rimbi, Jombang Jawa Timur.
- Arca kepala Budha, berasal dari Borobudur Magelang Jawa Tengah.
- Ganesa, yang merupakan Dewa ilmu Pengetahuan dan penyingkir rintangan dalam agama Hindu, berasal dari Candi Banon Magelang Jawa Tengah.
- Arca Siwa dan Parwati, Dewa tertinggi dalam agama Hindu bersama pasangannya Parwati.
Bhairawa Budha |
Menurut pemandu museum saat saya kesana wangkuk tersebut konon dari tulang manusia yang berisi darah manusia, untuk menampung darah pada upacara meminum darah. Sedangkan menginjak manusia adalah symbol pengorbanan pada ritual Tantrayana. Tantrayana adalah pengejewantahan Dewa Siwa dan Budha sebagai raksasa yang menakutkan.
Bhairawa merupakan Dewa Siwa yang digambarkan bersifat ganas, memiliki taring, dan sangat besar seperti raksasa. Selain itu arca tersebut mengenakan perhiasan yang berupa mahkota dan kalung, sementara kela bahu, gelang tangan, dan gelang kakinya berupa belitan ular dan ikat pinggangnya berukir kepala kala.
Penemuan arca tersebut secara tidak sengaja oleh para petani di tengah persawahan di Padang Roco, Sumatra Barat. Oleh masyarakat setempat sempat dimanfaatkan sebagai batu asahan dan dilubangi untuk menumbuk padi. Hal ini dapat terlihat pada kaki kiri arca tersebut yang saat ini berlubang.
Berkunjung ke museum nasional menurut saya tidak cukup dengan satu hari saja apabila ingin mengetahui lebih lengkap sejarah maupun cerita dari koleksi yang di miliki museum nasional, karena menurut saya yang sudah dua kali kesana museum nasional begitu lengkap dan banyak koleksi peninggalan sejarah khususnya koleksi arcanya yang tentunya dapat menambah wawasan dan menjadi pembelajaran bagi kita sebagai generasi muda tentang budaya maupun peninggalan sejarah yang ada di Indonesia.
Buat sobat bogger yang masih penasaran dan ingin mendapatkan informasi lebih lengkap lagi bisa berkunjung langsung sambil berwisata ke museum nasional tersebut, atau bisa mengunjungi situs resmi dari museum nasional di www.museumnasional.or.id atau ke akun sosial media fb: museumnasionalindonesia dan twitter @MuseumNasional. Kebetulan pada tanggal 24 Mei 2014 ini yang tinggal beberapa hari lagi museum nasional mau memperingati usianya ke 236 tahun sekaligus puncak acara Festival Hari Internasional Museum. Semoga museum nasional bukan hanya sebagai tempat penyimpanan koleksi sejarah saja namun bisa menjadi tempat wisata edukasi yang lebih menarik lagi bagi masyarakat Indonesia dan khususnya warga Jakarta untuk berkunjung ke museum.***
Sumber foto pribadi by @cidyrus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Sudah Mampir di Blog Saya, Semoga Berkesan dan Bermanfaat , Jangan Lupa Untuk Beri Komentarnya